WhatsApp

A to Z Positive Discipline

10 Februari 2022
A to Z Positive Discipline

Pernahkah kita mendapati siswa yang suka bertanya namun bertanya sesuatu hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran? Atau melihat anak yang cenderung cepat tersulut emosi? Perilaku yang dapat mengganggu guru dan sesama teman bukan berarti anak itu nakal. Lebih tepat jika dikatakan perilaku anak tersebut misbehave. Perilaku misbehave dapat dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Seeking Undue Attention 

Terkadang alasan beberapa anak terlalu sering bertanya atau menarik perhatian kita karena mereka memang menginginkan kita lebih fokus pada dirinya. Hal yang perlu kita lakukan untuk menangani perilaku ini adalah dengan melayani anak tersebut seperlunya dan bilang bahwa kita akan berkeliling ke anak-anak lain untuk memastikan yang lain juga mendapatkan perhatian yang sama. Jika ia masih ingin mendapat perhatian dari kita cobalah untuk memberikan tepukan lembut di bahu atau anggukan yang menyatakan bahwa kita akan beralih padanya pada waktu yang tepat tapi tidak sekarang. Tunjukan bahwa anda menaruh perhatian padanya namun ia harus bersabar untuk menunggu gilirannya.

2. Revenge

Tahukah bahwa anak yang memiliki keinginan membalas dendam sebenarnya mereka memiliki rasa sensitivitas yang lebih dari anak lainnya? Ia gampang merasa sedih dan kesal dengan kata-kata yang sifatnya mengolok-ngolok dirinya. Kemudian akan menumbuhkan rasa ingin membalas dendam kepada orang yang melukai hatinya. Cobalah untuk mengajari anak untuk melihat sesuatu dari sisi positifnya. Sampaikan bahwa setiap orang berpikir dan bertindak dengan cara berbeda namun belum tentu yang dilakukannya adalah kesengajaan untuk membuat dirinya kesal. Kita juga dapat mengajarkan beberapa teknik sederhana untuk dapat menenangkan diri apabila dirinya merasa emosi sudah melanda.

3. Power

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan ingin ikut mengatur semuanya, ia sangat menyukai berada pada posisi yang mempunyai power. Sebetulnya anak seperti ini memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi namun seringkali teman lainnya tidak menyukai perilaku yang terkesan “bossy”. Sebagai pendidik maupun orang tua dapat menanggapinya dengan memberikan anak tersebut porsi sebagai pemimpin dalam batasan tertentu. Berikan pilihan kepada anak tersebut.

4. Unconfidence

Tidak dipungkiri jika ada saja anak yang merasa dirinya tidak bisa apa-apa dan merasa akan sia-sia melakukan usaha. Perilaku seperti ini dapat disebut dengan istilah “Mental Block” dan memiliki pemahaman bahwa dirinya tidak bisa melakukan yang diperintahkan. Sebagai guru atau orang tua ada baiknya kita jangan terus menerus membantunya, cobalah membagi tugas dalam porsi yang lebih kecil dengan target yang dapat dicapai oleh anak tersebut. Saat anak mampu merasa mampu mencapai target tersebut maka ia akan merasa lebih percaya diri.

Penulis

Admin
  • Share: