WhatsApp

Growth Mindset

16 April 2021
Growth Mindset

Children must be taught how to think, not what to think - Margaret Mead

Masa depan dimana anak-anak kita hidup dipenuhi ketidakpastian. Bidang pekerjaan yang saat ini kita tekuni bisa saja sudah hilang dalam 5 tahun mendatang. Bagaimana kita mempersiapkan bekal bagi anak-anak kita? Salah satu kuncinya adalah mempersiapkan mereka dengan keterampilan berpikir fleksibel dan mampu menyelesaikan masalah. Carol Dweck, seorang profesor psikologi di Stanford dalam bukunya menulis bahwa melatih anak mempunyai growth mindset akan membuatnya mempunyai kegigihan dalam menyelesaikan permasalahan. Growth Mindset adalah pola pikir bertumbuh. Ketika anak menghadapi masalah maka ia akan melihatnya sebagai tantangan bukan sebagai jalan buntu. Agar terbentuk pola pikir Growth Mindset, anak membutuhkan pembiasaan sejak dini.

Boleh Berbuat Salah

Memperbolehkan anak berbuat kesalahan dan mengambil pelajaran dari kesalahan merupakan salah satu pembiasaan Growth Mindset. Anak yang diberikan ruang berbuat salah cenderung tidak takut mengambil resiko di kemudian hari. Sedangkan anak yang tidak boleh melakukan kesalahan akan memiliki pola pikir Fixed Mindset. Mereka menganggap hanya ada satu cara untuk menyelesaikan masalah. Anak dengan Fixed Mindset akan enggan menghadapi masalah karena terbiasa berhasil dengan satu cara.

Jangan Ambil Alih Tanggung Jawabnya

Ketika anak sudah menghadapi tantangan, jangan cepat membantunya dengan memberikan jawaban versi kita. Anak pada akhirnya akan selalu menunggu kita dalam menghadapi solusi. Alih-Alih memberikan jawaban, berikan pertanyaan. Bagaimana anak akan menyelesaikan masalahnya? Apa yang perlu dilakukannya? Jika ia melakukan kesalahan pelajaran apa yang dapat diambil?

Berikan Umpan Balik Bukan Pujian

Pujian kepada anak seperti "kamu pintar!" atau "Hebat anak mama" tidak akan memberikan gambaran akan pencapaian anak secara konkret. Pujian justru akan membuat anak ingin mendapatkannya lagi sehingga cenderung tidak berani mengambil tantangan baru karena takut kehilangan label "pintar". Cara yang lebih tepat adalah memberikan umpan balik yang spesifik mengenai pencapaian anak. Misalnya "Wah adik ambil minumnya sudah tidak tumpah ya? Mama senang adik sudah berhati-hati mengambil air minumnya". Puji perilaku positifnya dan tunjukkan kemajuan yang dicapainya.

Dengan mempraktekkan pola asuh yang mengasah Growth Mindset, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang mandiri, tangguh, kreatif, dan mampu menyelesaikan tantangan kehidupan di masa yang akan datang. 

Penulis

Admin
  • Share: