Berangkat dari rasa penasaran pada tahun 2019, Tr Irma selaku guru seni rupa sekaligus Kepala Sekolah Lazuardi Al Falah mengikuti program Wardah Inspiring Teacher. Sebuah wadah bagi para guru untuk belajar dan berbagi tanpa memandang latar belakang. Mengajak untuk membangun empati dengan membuat media pembelajaran untuk anak. Melalui program ini para guru saling berbagi untuk menginspirasi negeri.
Pasti sering dan banyak bagi seorang guru seni rupa mendengar anak anak berkata “saya tidak bisa gambar, menggambar itu sulit, gambar saya jelek.” Berangkat dari kondisi itu, tr. Irma mencoba membuat panduan menggambar. Panduan menggambar ini cukup menantang untuk dibuat karena tr. Irma ingin membuat panduan yang bahasanya mudah dimengerti oleh siswa. Melalui menggambar siswa mengembangkan keberanian mengekspresikan diri dan akan mengasah keterampilan berpikir kreatif. Menggambar merupakan skill yang bisa dipelajari, karena target seni rupa bukan menjadikan seorang seniman melainkan bagaimana kita mengekspresikan melalui gambar.
Dimulai dari hal hal sederhana seperti menggambar pada kertas kecil berukuran 9cm x 9cm sehingga mereka tidak merasa terintimidasi. Kemudian anak-anak diberikan pilihan untuk menggambar sesuai dengan keinginannya. Mereka bisa memilih mengkombinasikan bentuk atau menggambar figur dan benda. Tr. Irma tidak memaksakan siswa untuk menunjukkan hasil gambarnya jika mereka belum nyaman karena menggambar yang dilakukan lebih untuk diri sendiri. Lalu tr. Irma menyediakan asesmen formatif sebagai alat refleksi diri. Hingga pada tahap membiasakan menggambar 5 menit sehari selama 30 hari.
Tr. Irma ingin para guru Seni Rupa juga mempunyai paradigma bahwa menggambar yang bagus itu bukan berarti membuat gambar sesuai instruksi sang guru. Anak perlu diberikan ruang bereksperimen mempelajari berbagai media sampai menemukan gaya menggambar yang menarik baginya.
Guru Seni Rupa sebaiknya mencari cara agar anak-anak tertarik untuk belajar. Cara yang mereka nikmati, yang mereka sukai, dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Sehingga paham tahapan berkreasi anak. Jangan salahkan anak ketika tidak kreatif di kuliah karena kita tidak cukup memberikan Pendidikan kreativitas disaat mereka di usia dasar dan menengah.
Penulis
Irma Nurul Fatimah, S.T.